Al-Qur’an dalam beberapa kesempatan telah menegaskan bahwa UMAT ISLAM ADALAH UMAT YANG KAYA, MANDIRI DAN PRODUKTIF, TERMASUK DI BIDANG EKONOMI. Segala bentuk kemunduran dan keterbelakangan umat muslim di bidang ekonomi disebabkan oleh kurangnya kepedulian dan kesadaran menjalankan misi mulia ini (pengembangan ekonomi umat).
Begitu pentingnya “Jihad ekonomi “, sampai dikatakan oleh Imam al-Nawawi dalam Muqaddimah al-Majmu’ –sebagaimana dikutip al-Syinqiti dalam tafsir Adlwa’ al-Bayan- bahwa wajib bagi umat islam mengembangkan dan mengusahakan secara produktif badan-badan usahanya untuk memenuhi segala kebutuhan umat. Yang demikian itu agar umat islam tidak bergantung kepada pihak lain.
Bila sudah bergantung kepada pihak lain, akibatnya seseorang tidak akan leluasa menyampaikan aspirasinya, bahkan bisa disetir oleh pihak-pihak tertentu demi meluluskan sebuah kepentingan.
“FATWA USTADZ” SAJA TERKADANG BISA “DIPESAN” SESUAI KEPENTINGAN “PEMESANNYA” YANG MENJANJIKAN “BUJET” BESAR. Oleh karena itu, salah seorang tokoh sufi, Syaikh Sufyan bin Sa’id al-Tsauri sebagaimana dikutip Abu Thalib al-Makki dalam “Qut al-Qulub” mengatakan:
اَلْعَالِمُ اِذَا لَمْ تَكُنْ لَهُ مَعِيْشَةٌ صَارَ وَكِيْلاً لِلظَّلَمَةِ وَالْعَابِدُ اِذَا لَمْ تَكُنْ لَهُ مَعِيْشَةٌ أَكَلَ بِدِيْنِهِ وَالْجَاهِلُ اِذَا لَمْ تَكُنْ لَهُ مَعِيْشَةٌ صَارَ وَكِيْلاً لِلْفُسَّاق
“ORANG ALIM JIKA TIDAK MEMILIKI MATA PENCAHARIAN, MAKA AKAN MENJADI ASISTEN PENGUASA ZALIM. AHLI IBADAH JIKA TIDAK MEMILIKINYA AKAN MAKAN DENGAN MENJUAL AGAMANYA. DAN ORANG BODOH JIKA TIDAK MEMILIKINYA AKAN MENJADI ASISTEN BAGI ORANG-ORANG FASIQ.”
Menjadi pebisnis yang sukses tidak menghalangi seseorang untuk tetap berzuhud. Sebab zuhud tolak ukurnya adalah hati. Orang kaya namun hatinya tidak ‘gandrung’ (mendambakan) kenikmatan harta dunia tergolong orang yang zuhud, bahkan termasuk zuhud tingkat tinggi. Gelimang harta di tangannya yang begitu menggoda tidak mempengaruhi maqam ‘ubudiyyahnya (tingkat penghambaan) kepada Sang Khaliq. Siapa sangka di balik ‘kekyaiannya’, para Nabi dan Rasul terdahulu merupakan pengusaha sukses di bidangnya masing-masing. Di mulai dari Nabi Adam yang memiliki keahlian di bidang pertanian, Nabi Nuh adalah ekonom ulung di bidang perdagangan, Nabi Daud merupakan pakar konstruksi besi, Nabi Musa adalah sosok seniman kaligrafi dan lain sebagainya.
Ada sebuah statemen menarik dari KH. Ma’shum Jauhari -Allah yarhamuhu-. Dalam sebuah kesempatan menyampaikan : “LEBIH BAIK MENJADI THE BUSSINES MAN DARI PADA MENJADI KYAI PLAYBOY (SUKA THOMA’)”.
Referensi :
أضواء البيان في إيضاح القرآن بالقرآن للشيخ محمد الأمين بن محمد المختار بن عبد القادر الجكني الشنقيطي (المتوفى : 1393هـ) ج 8 ص 238
فَقَدْ وَضَعَ الْقُرْآنُ الْأُمَّةَ الْإِسْلَامِيَّةَ فِي أَعَزِّ مَوَاضِعِ الْغِنَى وَالْاِسْتِغْنَاءِ وَالْاِسْتِثْمَارِ وَالْإِنْتَاجِ فَمَا نَقَصَ عَلَيْهَا مِنْ أُمُوْرِ دُنْيَاهَا إِلَّا بِقَدْرِ مَا قَصُرَتْ هِيَ فِي الْقِيَامِ بِهَذَا الْعَمَلِ وَأَضَاعَتْ مِنْ حَقِّهَا فِي هَذَا الْوُجُوْدِ.وَقَدْ قَالَ النَّوَوِيُّ فِي مُقَدِّمَةِ الْمَجْمُوْعِ إِنَّ عَلىَ الْأُمَّةِ اْلِإسْلَامِيَّةِ أَنْ تَعْمَلَ عَلىَ اسْتِثْمَارِ وَإَنْتَاجِ كُلِّ حَاجِيَّاتِهَا حَتىَّ الْإِبْرَةِ لِتَسْتَغْنِيَ عَنْ غَيْرِهَا وَإِلَّا احْتَاجَتْ إِلىَ الْغَيْرِ بِقَدْرِ مَا قَصُرَتْ فِي اْلِإنْتَاجِ وَهَذَا هُوَ وَاقِعٌ اَلْعَالَمَ اَلْيَوْمَ إِذِ الْقُدْرَةُ اْلِإنْتَاجِيَّةُ هِيَ الْمُتَحَكِّمَةُ وَذَاتُ السِّيَادَةِ الدَّوْلِيَّةِ. وَقَدْ أَعْطَى اللهُ الْعَالَمَ الْإِسْلَامِيَّ اْلأَوْلَوِيَّةَ فِي هَذَا كُلِّهِ فَعَلَيْهِمْ أَنْ يَحْتَلُّوا مَكَانَهُمْ وَيُحَافِظُوْا عَلىَ مَكَانَتَهُمْ وَيُشَيِّدُوْا كِيَانَهُمْ بِالدَّيْنِ وَالدُّنْيَا مَعًا وَبِاللهِ التَّوْفِيْقُ.
المفهم لما أشكل من تلخيص كتاب مسلم لأبي العباس احمد بن حفص الانصاري- (ج 19 / ص 138(
وقد نقل عن كثير من الأنبياء أنهم كانوا يحاولون الأعمال . فأولهم آدم ـ صلى الله عليه وسلم ـ علَّمه الله صناعة الحراثة ، ونوح ـ صلى الله عليه وسلم ـ علمه الله صناعة التجارة ، وداود ـ صلى الله عليه وسلم ـ علَّمه الله صناعة الحدادة ، وقيل : إن موسى ـ صلى الله عليه وسلم ـ كان كاتبًا كان يكتب التوراة بيده
assalamualaikum...
ReplyDeletemohon izin share...
dan mohon do'a...
salam kompak MUJTABA.13 Lampung