KAMI BUKAN PAHLAWAN


Mengutip pidatonya MAYOR ISMAN,

Beliau adalah seorang pemuda idealis yang dilantik menjadi komandan Tentara Keamanan Rakyat pasa tanggal 25 September 1945 dan juga sebagai komandan Brigade 17 Detasemen I TRIP Jawa Timur,
" Jangan sebut kami pahlawan atau kesuma bangsa.
Akibat perang, kami sudah belajar melukai dan membunuh.
Akibat perang, kami telah membakar rumah-rumah.
Tangan kami telah berlumuran darah.
Kami sudah belajar hal-hal yang kotor.
Kami adalah anak-anak muda yang tumbuh dalam ketidaknormalan.
Kami tidak minta disanjung. Hanya satu permintaan kami:
"berilah kesempatan kepada kami untuk menjadi manusia normal kembali."
Ya kami bukan pahlawan !!
Yang menjadi pahlawan adalah rakyat jelata, petani-petani yang menghidupi kami.
Jika Belanda datang, kami lari,, Memang bukan karena pengecut melainkan karena kekuatan tidak seimbang. tetapi rakyat tak bisa lari. Merekalah kemudian yang disiksa, diperkosa, dibunuh dan dibakar rumahnya. Merekalah yang berkorban…”
Begitu mendengar pidato Mayor Isman itu, orang-orang yang bersorak sorai dalam mabuk kemenangan atas penjajahan tiba-tiba langsung terdiam panjang. bahkan banyak yang malamnya tidak bisa tidur karena memikirkan kebenaran isi pidato teesebut.
maka sangat menggelikan bila kini banyak yang meminta untuk dihormati dengan tanpa peran dan jasa apapun untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia Tercinta ini.
salam sejahtera

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KAMI BUKAN PAHLAWAN"

Post a Comment