Cerita Untuk Para Wakil Rakyat

muslim-pilihan.blogspot.co.id - Siang tadi merupakan hari yang cukup bersejarah bagi rakyat Indonesia. Tumben, Pilkada dilakukan secara serentak. Terlepas dari ‘kegaduhan’ di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) yang tak kunjung menemui titik terang, yang pasti sebagai rakyat yang baik kita nikmati saja pesta demokrasi ini sebagai wujud amanat untuk memilih wakil rakyat yang baik dan amanah, yang semoga saja tidak hobi ‘berbuat gaduh’ sebagaimana yang telah di‘teladani’ para ‘al-mukarramun elit politik’ yang terlibat dalam urusan Freeport itu.


Sebenarnya kami sangat-sangat bersyukur dan berterima kasih kepada panjenengan sekalian para wakil rakyat yang bersedia melayani kami. Bagaimana tidak? Wong rakyat itu aslinya tinggal menikmati hasilnya saja. Rakyat ndak usah mumet-mumet memikirkan kesejahteraan masyarakat. Lha, wong sudah ada yang siap mengurusi. Ya, siapa lagi kalau bukan pak bupati, pak camat, pak gubernur dan lain sebagainya.

Duhai yang mulia para wakil rakyat……

Tapi sayangnya, kenapa panjenengan malah tak menyadari yang demikian. Justru lebih berfikir yang sebaliknya. Memposisikan diri sebagai sayyid (tuan) dan rakyat sebagai hambanya. Mohon maaf kalau kami adalah rakyat yang kurang ajar. Bukannya kami sombong memproklamirkan diri sebagai sayyid (bos) dan mengangkat panjenengan semua sebagai hamba (pembantu), tapi ya memang demikian idealnya. Lho, kalau ndak siap jadi hamba, ya sudah. Siapa suruh mendaftarkan diri jadi pembantu. Lebih enak jadi bos dengan menjadi rakyat biasa bukan?.

Mari kita renungkan bersama kisah berikut ini :

Di musim kemarau yang sangat panas, salah seorang pejabat Negara Ahnaf bin Qais bersama delegasi dari tanah Iraq bermaksud mengadakan pertemuan dengan Khalifah Umar bin al-Khatab. Waktu itu, didapati Khalifah Umar sedang mengecat unta sedekah yang dipersiapkan untuk kebutuhan kaum dlu’afa. Melihat ada Ahnaf datang, Khalifah Umar meminta bantuan kepadanya untuk bersama-sama mengecat unta tersebut. “Tanggalkan baju dinasmu, sekarang bantu saya mengecat unta sedekah ini. Sesungguhnya di dalamnya terdapat hak anak yatim, faqir miskin dan para janda.

Salah seorang delegasi Iraq memprotes keras tindakan Khalifah Umar “Wahai Amirul Mukminin. Semoga Allah mengampunimu. Kenapa tidak anda perintahkan saja para hamba untuk melakukan pekerjaan ini. Bukankah itu sudah cukup” ?. Dengan sangat bijak Khalifah Umar menjawab :

وَأَيُّ عَبْدٍ هُوَ أَعْبَدُ مِنِّيْ وَمِنَ الْأَحْنَفِ بْنِ قَيْسٍ ؟ إِنَّهُ مَنْ وَلِيَ أَمْرَ الْمُسْلِمِيْنَ فَهُوَ عَبْدُ الْمُسْلِمِيْنَ يَجِبُ عَلَيْهِ لَهُمْ مَا يَجِبُ عَلىَ الْعَبْدِ لِسَيِّدِهِ مِنَ النَّصِيْحَةِ وَأَدَاءِ الْأَمَانَةِ
Hamba mana yang lebih menghamba dari pada Umar dan Ahnaf bin Qais ?. Sesunggunya barang siapa memerintah kaum muslimin maka Ia adalah hamba bagi mereka. Wajib baginya menjalankan kewajiban layaknya seorang hamba kepada Tuannya, yaitu nasehat dan menjalankan amanah”.
Mari bersama-sama berdo’a, semoga Indonesia segera diberi pemimpin yang bersedia menjadi hamba bagi rakyatnya…Amin.

مجمع الأحباب للشريف محمد بن الحسن الواسطي ج 1 صــــ 211
وعن الفضل بن عميرة أن الأحنف بن قيس قدم على عمر بن الخطاب رضي الله عنه في وفد من العراق قدموا عليه في يوم صائف شديد الحر وهو محتجز بعباءة له يهنأ بعيرا من إبل الصدقة فقال يا أحنف ضع ثيابك وهلم فأعن أمير المؤمنين على هذا البعير فإنه من إبل الصدقة فيه حق لليتيم والمسكين والأرملة فقال رجل من القوم يغفر الله لك يا أمير المؤمنين فهلا تأمر عبدا من عبيد الصدقة فيكفيك هذا ؟ قال عمر وأي عبد هو أعبد مني ومن الأحنف بن قيس ؟ إنه من ولي أمر المسلمين فهو عبد المسلمين يجب عليه لهم ما يجب على العبد لسيده من النصيحة وأداء الأمانة

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cerita Untuk Para Wakil Rakyat"

Post a Comment